Tidak lama kemudian suara MC terdengar mengajak seluruh peserta bergabung untuk melanjutkan kegiatan. Malam itu masih ada beberapa acara, diantaranya pengenalan komunitas, materi seputar alam bebas, kemudian pembagian hadiah dan penampilan musik dari "Kaga Danta band".
Malam itu langit terlihat cerah kembali setelah sore tadi mendung dan hujan, tampak bulan ikut menerangi dengan pancaran cahayanya. Kami bertiga menutup tenda dan bergegas menuju sumber suara beberapa peserta sudah lebih dulu duduk berjejer mengunakan tikar dan matras. Dan akhirnya kami bergabung dan menyimak materi yang di sampaikan oleh teman-teman dari Bacpacker Jakarta yang saat itu membawakan materi tentang bagaimana memanajemen perjalanan saat traveling, tampak antusias para peserta menyimaknya, beberapa asik berinteraksi dan mendokumentasikan kegiatan.
Selama acara berlangsung sesekali diselingi dengan pengundian doorprize dari pihak panitia, namun tak ada satupun diantara kami yang dipanggil sampai selesai acara malam itu. Akhirnya Wahyu sempat juga mendapat hadiah berupa topi rimba karena berhasil menjawab pertanyaan dari pemateri.
Acara juga diselingi penampilan musik dari teman teman undangan, kami yang berniat tampil untuk musikalisasi namun urung karena memang acara sudah sangat padat, setelah beberapa materi dan penampilan musik dan sebagainya. Kami bertiga meninggalkan acara dan kembali ke tenda untuk ngopi dan istrahat karena memang agak sedikit lelah.
Kami meninggalkan acara yang masih berlangsung kemudian ngopi sambil bermain gitar di depan tenda, dari dangdut sampai shalawat-an kami bernyanyi dan rupanya mengundang teman teman lain dari tenda sebelah. Beberapa bergabung bersama kami bernyanyi bersama dan saling berkenalan sesekali menanyakan aktifitas dan kegiatan sehari-hari.
Semakin malam suasana di depan tenda kami sampai ke dalam penuh dengan teman baru, suasana keakraban sangat terasa di antara selingan suara gitar hingga saling bertanya kegiatan komunitasnya masing-masing.
Ali yang pada saat itu memperkenalkan komunitas kami (Rapala) sambil "bermodus ria" memaparkan kegiatan Rumah Pelangi dan juga menunjukan buku 1 ransel yang kami bawa. Merekapun tertarik melihat buku-buku kami, beberapa ada yang meminjam untuk dibaca ada juga yang hanya membaca cover-nya.
Semakin malam kami semakin terlihat akrab meski baru kenal.
"Hal yang sering terjadi ketika kita mendaki gunung selalu punya teman baru dan kesempatan memperpendek status jomblo" ujar Ali selaku ketua Rapala Rungi.
"Hal yang sering terjadi ketika kita mendaki gunung selalu punya teman baru dan kesempatan memperpendek status jomblo" ujar Ali selaku ketua Rapala Rungi.
Wahyu dan Ali berbagi cerita tentang Rungi dan juga bertanya kegiatan komunitas teman lainnya, sementara saya menjadi pendengar setia. Hingga malam menuju pagi teman teman kembali ke tendanya masing-masing. Saya pun merebahkan dan memilih istrahat lebih dulu, sementara Ali dan Wahyu masih terjaga menikmati kopi yang mulai dingin.
Pagi yang dingin.
Udara pagi yang segar mulai terasa, embun yang menempel pada dinding tenda menandakan pagi telah tiba. Suara obrolan dan canda peserta Camp Akbar melewati tenda kami menuju mushola yang sepertinya ingin solat subuh membuat saya terbangun, sementara Ali dan Wahyu masih tertidur dengan iler yang terlihat membasahi pipinya.
Semakin pagi terdengar suara sound dari panggung utama. Nampaknya acara senam bersama jika dilihat dari jadwal kegiatan. Setelah bersih-bersih saya membangunkan Wahyu dan Ali yang kemudian mereka langsung menuju mushola untuk bersih-bersih. Setelah kembali kami bertiga bersiap menuju tukang nasi goreng yang kemarin sore kami datangi untuk sarapan.
Selesai sarapan kami mengikuti kegiatan pagi itu, setelah senam diisi dengan permainan yang diikuti oleh seluruh teman-teman peserta Camp Akbar. Kemudian diisi dengan materi dari Bang Tio yang biasa mengisi acara televisi jejak petualang.
Dalam materinya Bang Tio mengajarkan bagaimana survival di alam dan mengenalkan beberapa jenis ular yang dibawanya. Pada saat itu para peserta juga diajarkan bagaimana menangani saat bertemu ular di alam bebas.
Dalam materinya Bang Tio mengajarkan bagaimana survival di alam dan mengenalkan beberapa jenis ular yang dibawanya. Pada saat itu para peserta juga diajarkan bagaimana menangani saat bertemu ular di alam bebas.
Tidak lama kemudian kami kembali ke tenda dan berkeinginan membuka perpustakaan jalanan yang sore sebelumya tidak bisa kami gelar karena hujan. Untunglah pagi itu cuaca cerah berpihak kepada kami, kami mengeluarkan tikar dan buku-buku 1 ransel yang memang sengaja kami persiapkan sebelumnya, hampir 30 buku yang kami bawa.
Sebelum menggelar kami memilih tempat yang strategis agar banyak melihat dan berminat untuk membaca, kami pun menggelarnya di depan tenda teman kami dari komunitas Merapi Mountain yang kebetulan berlokasi di pinggir jalan tempat berlalu lalangnya peserta menuju mushola.
Tak lama menggelar perpustakaan dadakan ini teman-teman sangat antusias beberapa meminjamnya dan membawanya ke tendanya, ada yang membacanya di atas hummock, ada juga yang sambil berdiri. Sebagian ada yang bertanya-tanya seputar kegiatan Rumah Pelangi, ada juga yang menanyakan penulis buku Sejarah Bekasi yang kebetulan bagian dari Rumah Pelangi. Kesempatan itu tak disia-siakan Wahyu dan Ali yang langsung mendokumentasikan kegiatan kita pada saat itu.
Semakin siang semakin panas, kegiatan nampaknya masih berlangsung, terdengar juga pengundian yang dari kemarin sampai pagi. Menjelang siang hanya Ali yang beruntung mendapatkan kemeja di acara tersebut. Menjelang siang tampaknya beberapa pendaki mulai berkemas, beberapa terlihat sudah membongkar tendanya, kami masih menjejer buku-buku sambil menikmati suasana dan bertegur sapa dan berfoto ria.
Pulang
Menjelang Zuhur Terdengar panitia melalui sound system-nya mengucapkan salam perpisahan yang menandakan acara telah selesai, acara ditutup dengan berfoto bersama para peserta.
Kamipun bersiap untuk pulang, beberes dan membongkar tenda. Setelah packing peralatan dan tenda selesai kami baru mengemas buku yang kami jejerkan yang memang sudah komplit kembali yang sebelumnya dipinjam teman-teman untuk dibacanya. Setelah semuanya siap kami beristirahat sejenak dan berfoto bersama teman-teman di sekitar kami yang kemudian berpamitan untuk pulang.
Cukup melelahkan dan senang bisa mengikuti kegiatan di Camp Akbar Bekasi, selain melepas penat, mendapatkan teman baru, juga mendapatkan ilmu dari para pemateri seputar kegiatan alam bebas, dan tentunya bisa menjajakan buku-buku di acara tersebut.
Sebelum pulang kami sempatkan mampir ke Situ Abidin yang tidak jauh dari lokasi perkemahan dan kebetulan kami melewatinya. Meski tak lama hanya untuk berfoto karena cuaca cukup panas di lokasi tersebut, hingga akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Setelah beberapa jam sampailah kami di Rumah Pelangi yang sudah ramai dengan teman-teman seperti biasanya Setelah istrahat sejenak kami bertiga kemudian memutuskan pulang ke rumah masing-masing karena sudah dilanda kelelahan.
Itulah cerita perjalanan singkat kami di acara Camp Akbar Bekasi.
Tunggu cerita selanjutnya yah.. terima kasih. [Muhaidin Darma]
Sabungan dari Bagian 1.
Itulah cerita perjalanan singkat kami di acara Camp Akbar Bekasi.
Tunggu cerita selanjutnya yah.. terima kasih. [Muhaidin Darma]
Sabungan dari Bagian 1.